Tengkawang Tungkul, Maskot Kalimantan Yang Semakin Langka

Tengkawang Tungkul - Tengkawang tungkul atau biasa disebut juga meranti merah adalah flora khas yang berasal dari provinsi Kalimantan Barat. Tumbuhan ini telah lama akrab dengan warga Kalimantan Barat lantaran sejarah pemanfaatannya yang cukup panjang. 

Sumber: @abhimanyu1977 via Instagram
Klasifikasi ilmiah 
Kingdom: Plantae 
(tanpa takson): Angiospermae 
(tanpa takson): Eudikotil 
(tanpa takson): Rosidae 
Ordo: Malvales 
Famili: Dipterocarpaceae 
Genus: Shorea 
Spesies: S. macrophylla 

Status Konservasi : Rentan (Vurnerable)

Pemanfaatanya telah berjalan turun temurun dan pembudidayaannya telah dilaksanakan sejak lama, oleh masyarakat sekitar yakni sekitar tahun tahun 1881. Tengkawang jenis ini cukup banyak tumbuh di tanah kategori aluvial di hutan hujan tropis serta daerah dataran rendah kurang lebih 600 MDPL.

Akan tetapi, belakangan ini pohon tengkawang ini kian langka sebab banyak yang ditebang buat dimanfaatkan menjadi bahan bangunan. Oleh karena itu maka dikeluarkan peraturan dimana berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 261/1990 diputuskan 13 jenis tanaman tengkawang (Shorea) menjadi tanaman dilindungi atau termasuk kategori dilindungi, hingga tidak dibolehkan dieksploitasi untuk kebutuhan apapun, khususnya bahan baku industri kayu lapis. 

Morfologi Tengkawang Tungkul
Tinggi pohon Tengkawang tungkul bisa mencapai ketinggian 30 meter dengan garis tengah kurang lebih 60 cm. Pohon ini memiliki batang yang tegak, lurus, tidak berbanir, permukaan batangnya berwarna abu-abu dan memiliki bercak-bercak. 

Daun tengkawang tungkul merupakan daun tunggal yang memiliki ciri tebal, kaku, besar dan berbentuk bulat panjang. Buahnya bulat telur, berbulu tebal dan juga bersayap dikarenakan pohon ini tergolong ke dalam famili Dipterocarpaceae. 

Produksi buah mencapai titik maksimal disaat usia pohon berusia 12 tahun lebih. Kemudian, setelah 4 hingga 5 tahun selanjutnya dari usia pohon 12 tahun/atau lebih dapat terjadi produksi buah dengan optimal yakni dalam 1 hektare bisa mencapai hasil 600 hingga 9.000 kg buah. 

Manfaat Tengkawang Tungkul
Pohon ini dikenal dapat menghasilkan kayu ringan,umumnya kayunya digunakan buat konstruksi ringan, yakni kayu lapis, perlengkapan rumah tangga, dinding rumah, serta bahan kertas. 

Tidak hanya kayu, bijinya dapat juga digunakan menjadi sumber penghasil minyak nabati. Penanaman Tengkawang Tungkul oleh rakyat di Kalimantan Barat dilakukan dengan menggunakan biji dan juga setelah mencapai umur 8-9 tahun baru akan terlihat berbunga dan ber­buah. 

Minyak buah tengkawang ialah pelembab alami yang amat baik, serta bisa menghaluskan kulit dan juga diserap ke dalam kulit dengan mudah. memberi lapisan seperti sunblock-sun protection factor (SPF) atau kemampuan buat menahan cahaya matahari (sinar UV), hingga bisa melindungi kulit dari panas matahari

Bahkan juga, buah keringnya diekspor ke Singapura serta Jepang buat diolah dan juga diambil minyaknya, minyak itu dipakai buat pengolahan makanan seperti cokelat, bahan kosmetik, lilin, sabun, margarin, pelumas dan juga sebagainya. Minyak tengkawang diketahui sebagai green butter.

Itulah informasi tentang  Tengkawang Tungkul, Maskot Kalimantan Yang Semakin Langka yang dapat abang nji informasikan untuk sahabat sekalian. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi sahabat-sahabat sekalian.

Terima Kasih

0 Response to " Tengkawang Tungkul, Maskot Kalimantan Yang Semakin Langka"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel